Rabu, 24 Agustus 2011

Maret Ku Coba Setia


Membaca judul di atas pasti bingung?.

Yup, di bulan Maret aku mulai mencoba setia. Mungkin selama ini aku dijuluki ‘play girl’ , ‘pemain cinta’ atau apalah itu. Sebenernya aku nggak suka dengan predikat yang diberikan itu ke aku. Ah… memang begitu kenyataannya kali ya?...

Sebulan aku bisa pacaran sama dua cowok, tapi tidak bertahan lama. Tiap bosen akhirnya putus, cari lagi putus lagi. Udah dech pokoknya persis banget sama lagunya ST12, itu tuh…yang judulnya “cari pacar lagi”.he…he…he…

Selama setahun ini aku play girl kelas kakap sich mereka bilang. (kayak ikan ja gue dibilang kakap) ;-). Entah kesambet setan mana tiba-tiba pengen tobat. Perlu digaris bawahi ne pengen tobat. ( tapi kok setan sich yang nyambet, emang ade ye setan baek? Kagak dech kayaknya). Gak tau lah …., kesambet setan atau malaikat yang pasti di bulan maret ini aku ingin nyoba setia. Ingin tau perjuangan ku untuk setia?

Mariiii…….baca dech……!!

BTW, aku udah cerita panjang lebar tentang misi aku, tapi belum pada kenal kan?. Oke, aku Shasha (bukan bumbu masak lho…? Jangan salah). Mungkin dulu nyak ngidam bumbu masak kali ye…?

Oke, perkenalan udah. Langsung kerencana mencoba setia.

TARGET :

The first is about Danang Brama

*Kenal donk sama seleb yang namanya Resky Aditya? Nah, muka cowok ini persis baget kayak dia!. Sumpah dech, nggak bo’ong! Potongan rambutnya juga nyaris sama. Bibirnya sexi pula bro..

*Tinggi 175-an senti. Berat 60-an kilo. Gimana? Nyaris sempurna?

Cukup dijamin modal buat aku untuk setia. Pasti aku nggak bosen kemana-mana bareng cowok keren. Tepat tanggal 20 Maret aku jadian sama Danang. Jalan seminggu, fine….damai-damai saja sob. Dia slalu ngalah sama aku. Kekampus anter-jemput (udah kayak bus sekolah) he..ehe.. enak ngirit uang traspot.

Dua bulan mulai dech kelihatan tingkahnya. Waktu itu pulang kuliah aku di jemput Danang. Maklum lah kuliah sore jadinya pulangnya malem.

Disini nech…dia mulai nuntut.

“ Sha…mampir apartement gue dulu ya?”. Minta danang tanpa mencurigakan. Secara Gue mikirnya positif thinking gue mau aja.

“Oke, ada yang mau loe ambil ?” Tanya gue tanpa curiga apapun.

“ Yup, gue punya sesuatu buat loe!” tersenyum meyakinkan.

“ Cie..cowok gue sekarang romantis nie…pakai kejutan segala.” Sambil menatapnya menggoda.

“ So pasti donk…Danang Brama !” sembari merapikan kerah bajunya yang masih terlihat rapi.

Terlihat dengan penuh kasih sayang and perhatian Danang membukakan pintu mobilnya. Kita pun berjalan menuju kamar apartementnya, sesampai dilobi terlihat seorang resepsionis melayani tamu. Sepertinya ingin menyewa apartement pula. Apartement ini di desain sangat apik, sehingga orang yang telah menginjakkan kakinya disini tidak akan bisa beranjak untuk pergi mencari apartement lain. Aku hanya diam mengamati semua yang ada disekitarku, Setelah 5 menit di dalam lip, sampe sudah dilantai 5.

“ kamar loe nomor berapa Nang?. Nggak nomor 13 kan?”. Aku memecahkan kediaman ku dengan Danang.

“ Gak lah emang gue lagi syuting film horror?. Karmar gue nomor 7. Itu dah di depan mata “ Danang menunjuk kamar yang tepat di depan pintu bertuliskan angka 7.

Dengan seksama aku mengamati pintu itu dari bawah samapai di gagang penbuka pintu yang berwarna silver. Danang terlihat berusaha membuka kinci pintu itu, terlihat agak tergesa-gesa. Pemandangan itu yag menjadikan jantung ku berdetak lebih kencang, ada sedikit keringat dingin yang ingin mengujur di tepian kening sempitku.

“ Sayang, gue nunggu diluar ajah ya? “rengek aku memohon kepada Danang.

“Masuk lah, kayak sama siapa aja sich?. Buat-buatin minuman gue dulu kek. Tega ne lihat gue bikin minuman sendiri? Ayolah…masuk aja.” Danang meyakinkanku seraya menebarkan senyuman manjanya. Gue pun memilih untuk masuk dan membuang pikiran negatif ku. Kulihat kamar Danang sangat rapi beda dengan kamar cowok yang ada dalam bayanganku. Ku dekati coolkas di sudut kamar Danang. Ku buatkan dia sirup yang tersedia. Belum selesai prosesi pembuatannya, tiba-tiba sosok danang muncul di belakangku. Tanpa komando tiba-tiba Danang mengaitkan kedua tangannya di pinggangku. Sontak kaget aku langsung meletakkan gelas yang berada ditanganku.

“ Danang loe ngagetin gue dech. Udah lepasin gue donk geli tau.” Ku lepaskan tangannya dari badan ku.

“ kenapa sayang?” kali ini lebih erat. Semakin tak beraturan detak jantung ini. Takut terjadi sesuatu yang sekilas melintas di benakku.

Danang semakin erat, semakin memeluk, mencoba mencium pipiku dari belakang.

“ Shasha gue sayang banget sama loe, I love u Shasha” Suaranya lebih lembut daripada bisikan .

Kali ini aku semakin yakin kalau Danang punya niatan gak baik sama aku. Ku jauhkan badanku dari Danang, tapi sepertinya Danang memang sudah kerasukan setan sehingga dia tak mampu menahan dirinya. Tak ada satu katapun yang mampu keluar dari rongga tenggorokanku. Keringat dingin mulai mengucur karna takut. Danang semakin mendekat kearahku, dan kini kakiku telah berhenti tak bisa bergerak lagi karna bertemu dengan ranjang tempat tidur Danang.

Bugkk…

Badanku terjatuh beradu dengan kasur empuk Danang, dengan seprei yang masih tercium jelas wangi yang menempel.

“ Danang lepasin gue, loe mau ngapain?” mencoba menjauhkan tangannya yang ingin menyentuh bahuku.

“Shasha gue udah lama nunggu saat-saat seperti ini. Gue pengen bercinta sama loe. Loe cantik banget Shasha. Biarkan gue menelusuri tiap lembut kulitmu.”ungkap Danang kesetanan.

“Danang hentikan. Loe udah gila ya?” Bentak ku dan mendorong tubuhnya kebelakang. Dengan sekuat tenaga aku bangkit dari tempat tidur itu dan berklari menuju pintu. Sial usahaku gak berhasil, saking paniknya aku malah terjatuh terjerambak seprei yang berumbai ditepian ranjang. Aku mencoba bangkit kembali, anehnya Danang tak berusaha menghalangiku, selangkah lagi aku sampai dipintu dan akan keluar dari neraka bagiku. Ternyata Danang telah merencanakan hal ini. Pintu terkunci, ku coba paksa membuka, namun kekuatan apa yang aku miliki. Kulihat Danang tersenyum ngece.

“ini yang loe cari?” Danang mempamerka kunci yag kini berada di tangan kanannya.

“Danang serahin ke gue kuncinya. Loe bener-bener udah gila. Gue teriak ne…!” Gertakku agar Danang mau menyerahkan kunci itu.

“ loe fikir gue bodoh? Loe teriak sekenceng apapun gak ada yang bisa nolongin lo. Dan kayaknya juga harus tau kalo kamar ini kedap suara. So, udah lah lo nurut ja sama gue. Nikmatin malam ini denganku disini sayang….!”

Lagi-lagi Danang memojokanku. Tak bisa lagi aku menggeser kakiku barang sejengkah sekalipun. Danang menciumku penuh memburu. Aku menangis mengharap Danang merasa iba. Namun setan telah 100% menguasai otaknya. Aku hanya bisa meronta. Tiba-tiba mataku yang penuh ketakutan menangkap vas bunga yang terletak tak jauh dari tanganku, kusahut dan akhirnya….

Pragkkk…

Vas itu tepat melayang di kepala Danang, pukulan ku lumayan keras sehingga Danang menggeram kesakitan.

“Dasarcewek sialan. Loe gak bakalan selamat.”

Ternyata pukulan itu membuat kepalanya pusing dan hal yang aku harapkan terjadi.

Brugkk..

Tubuh Danang terjatuh kelantai. Tanpa menunggu lama langsung ku ambil kunci pintu yang tadi sempat disimpannya dikantong. Dengan panik dan tergesa-gesa ku buka pintu neraka itu. Sedikit lega setelah aku bisa keluar dari kamar Danang. Bergegas aku berlari meninggalkan apartement Danang. Sambil berharap Danang pingsan sampai besok pagi. Aku terus berlari dan terus berlari tanpa arah. Pikiran ku kalut, ada rasa lega karna terlepas dari Danang disisi lain ada rasa kecewa yang terperi dalam hatiku yang terdalam.

“Kenapa ini terjadi ketika aku ingin setia??...” gerutu dalam hatiku. Mungkin ini pelajaran berharga bagiku. Tak seharusnya aku terburu-buru untuk cinta. Apa lagi tanpa mengenalnya lebih jauh dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar