Kaca Mata Mama dan Persahabatan
Oleh : Hany Choirinita
Tema :
Persahabatan
Tokoh :
Hany, Ayu, Ronny, dan Anjar
Tidak
seperti biasa Anjar~siswa berprestasi kelas 9A di SMP Harapan Bangsa ini
terlambat ketika berangkat sekolah. Alhasil dia seharian ini dihukum tidak diizinkan
mengikuti pelajaran. Sebenarnya bukan tanpa alasan dia terlambat berangkat
sekolah. Insiden mencari kunci motor yang berakhir dengan kaca mata mamanya
yang pecah membuatnya terlambat ke sekolah. Hal tersebutlah yang membuatnya
risau hingga jam pulang sekolah.
Anjar : (duduk di bangku beton depan taman kelasnya.
Terlihat begitu murung)
Ronny
yang baru keluar kelas melihat sahabat satu bangkunya murung, kemudian
mendekati Anjar.
Ronny : “Woey!” (Menepuk bahu Anjar) “Kamu kenapa Njar?
Muka kok ditekuk begitu. Udah kayak kertas ulangan yang kusut aja” (duduk di
sebelah Anjar)
Anjar : “Tak tahu kah kau, aku tengah di rundung
musibah?” (Menatap Ronny sejenak kemudian memandang lurus kedepan dengan
tatapan kosong)
Ronny : (Tertawa terbahak-bahak menyaksikan ekspresi
Anjar yang tidak biasa). “Tumben banget kamu murung seperti ini? Lagian, tumben
banget sih kamu telat? Biasanya kamu dating paling awal. Malah terkadang lebih
awal dari Pak Mamat, tukang kebun sekolah.”
Anjar : “Itulah kawan, yang membuat aku sedih. Saat
aku buru-buru beragkat dan mencari kunci motor, tak sengaja menyenggol kaca
mata mama hingga pecah karena terinjak. Aku harus tanggung jawab mengganti kaca
mata mama dengan yang baru. Tapi…”(Diam mengambang)
Ronny : “Tapi apa Njar?” (Menatap Anjar bingung)
Anjar : “Aku ndak punya uang sebanyak itu Ronny. Paling
tidak aku butuh uang dua ratus ribu. Sedangkan uangku tinggal ini.”
(mengeluarkan uang lima ribuan dua dan recehan lima ratus rupiah dari saku
seragam sekolahnya)
Ronny : “Oh, jadi itu masalahnya dari tadi kamu
murung?” (tersenyum). “Aku pasti membantumu kawan.” (mengeluarkan uang lima
puluh ribu dari tasnya dan mengulurkannya pada Anjar)
Anjar : “Tapi Ron, itu kan uang jajanmu seminggu
ini.” (menolak)
Ronny : “Tidak apa-apa Anjar. Terimalah”(Menydorkan
kembali)
Anjar : (Menerimanya) “Terima kasih ya Ronny. Kau
memeng sahabat baikku.” (Tersenyum lembut)
“Sisanya
gimana ya Ron?”
Ronny : “Kita pikirkan bersama. Sabar ya?”(menepuk
bahu Anjar lembut)
Saat
sejenak mereka berdua berpikir keras solusi apa yang harus mereka lakukan. Hany
dan Ayu mendekati mereka.
Ayu : “Ck, ck, ck ini orang berdua sudah kayak lem
sama perangko. Lengket..terusssssssss” (mengangkat jari tangannya ke atas
seperti paduan suara)
Ayu dan
Hany : (Tertawa bersama)
Ronny : “Sudah, sudah! Kalian tak tahu apa kawan
kita sedang terkena musibah?” (mengibas-ngibaskan tangannya)
Ayu dan
Hany : (berhenti tertawa dan saling memandang tak mengerti)
Hany : “Memangnya ada apa Ron?”
Ronny : “Aku dan Anjar sedang mengumpulkan uang untuk
mengganti kaca mata mamanya Anjar, tapi uang kita masih kurang. Bersediakah
kalian membantu?” (Menatap Hany dan Ayu bergantian)
Ayu : “Pasti kita bantu Ron. Anjar, kamu tenang
saja ya…kamu kan juga kawan kita. So, kita pasti membantumu.” (Jawabnya mantap)
Anjar : “Terima kasih ya kawan-kawan! Kalian sungguh
kawan yang laur biasa” (tersenyum)
Hany : (Mengambil dompet dalam tasnya dan
mengambil uang dua puluh ribuan sebanyak dua lembar) “Aku hanya punya ini”
Menyodorkannya pada Anjar.
Ayu : “Aku punya lima puluh ribu rupiah.
Terimalah Anjar” (disodorkannya pada Anjar)
Anjar : (Diterimalah uang sumbangan dari
teman-temannya. Dia menghitungnya dengan seksama) “Uangnya tetap masih kurang
teman-teman. Ini hanya seratus lima puluh ribu lima ratus.” (Sedih)
Hany : “Aha!” (mendapatkan ide) “Bagaimana nanti
sore kita ojek payung di halte depan mall?” (Menatap yang lain meminta
persetujuan)
Ronny : “Ide bagus tuh Han. Ini kan musim hujan pasti
banyak yang membutuhkan payung. Ya gak Njar, Yu?” (Tanyanya kepada Anjar dan
Ayu bergantian)
Anjar
dan Ayu : “Sip!” (menyacungkan jempol bersamaan)
Hany : “Okeh, berarti nanti pukul 15.30 kita
kumpul di rumah Ronny ya? Karena rumah dia yang paling dekat dengan mall.
Jangan lupa bawa semua payung yang ada di rumah kalian.”
Anjar,
Ronny, dan Ayu : (Mengangguk-angguk semangat)
Akhirnya sore harinya mereka
berempat ojek payung untuk mendapatkan uang tambahan agar bisa mengganti kaca
mata mama Anjar. Dengan kerja keras dan kekompakan para sahabatnya, Anjar dapat
mengganti kaca mata mamanya yang pecah dengan kaca mata yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar